1. Rapid Prototyping
Rapid Prototyping (RP) dapat didefinisikan sebagai
metode-metode yang digunakan untuk membuat model berskala (prototipe) dari
mulai bagian suatu produk (part) ataupun rakitan produk (assembly) secara cepat
dengan menggunakan data Computer Aided Design (CAD) tiga dimensi. Rapid
Prototyping memungkinkan visualisasi suatu gambar tiga dimensi menjadi benda
tiga dimensi asli yang mempunyai volume. Selain itu produk-produk rapid
prototyping juga dapat digunakan untuk menguji suatu part tertentu. Metode RP
pertama ditemukan pada tahun 1986 di California, USA yaitu dengan metode
Stereolithography. Setelah penemuan metode tersebut berkembanglah berbagai
metode lainnya yang memungkinkan pembuatan prototipe dapat dilakukan secara cepat.
Saat ini, pembuatan prototipe menjadi syarat tersendiri pada
beberapa perusahaan dalam upaya penyempurnaan produknya. Beberapa alasan
mengapa rapid prototyping sangat berguna dan diperlukan dalam dunia industri
adalah:
Meningkatkan efektifitas komunikasi di lingkungan industri
atau dengan konsumen.
Mengurangi kesalahan-kesalahan produksi yang mengakibatkan
membengkaknya biaya produksi.
Mengurangi waktu pengembangan produk.
Meminimalisasi perubahan-perubahan mendasar.
Memperpanjang jangka pakai produk misalnya dengan
menambahkan beberapa komponen fitur atau mengurangi fitur-fitur yang tidak
diperlukan dalam desain.
Rapid Prototyping mengurangi waktu pengembangan produk
dengan memberikan kesempatan-kesempatan untuk koreksi terlebih dahulu terhadap
produk yang dibuat (prototipe). Dengan menganalisa prototipe, insinyur dapat
mengkoreksi beberapa kesalahan atau ketidaksesuaian dalam desain ataupun
memberikan sentuhan-sentuhan engineering dalam penyempurnaan produknya. Saat
ini tren yang sedang berkembang dalam dunia industri adalah pengembangan
variasi dari produk, peningkatan kompleksitas produk, produk umur pakai pendek,
dan usaha penurunan biaya produksi dan waktu pengiriman. Rapid prototyping
meningkatkan pengembangan produk dengan memungkinkannya komunikasi yang lebih
efektif dalam lingkungan industri.
Beberapa metode Rapid Prototyping yang berkembang saat ini
adalah:
1. Stereolithography (SLA)
2. Selective Laser Sintering
(SLS)
3. Laminated Object
Manufacturing (LOM)
4. Fused Depsition Modelling
(FDM)
5. Solid Ground Curing (SGC)
2. DIMENSI PROTOTYPING
Dimensi sebuah prototyping adalah Sebagai berikut :
1. Representasi
Dari sebuah prototyping dapat dipertanyakan apakah hasilnya
nanti akan dipresentasikan dalam sebuah konteks tekstual (kata-kata berbentuk
narasi) atau dilengkapi dengan tampilan visual setra diagram yang mendukung
alur proses dari sebuah aplikasi.
2. Jangkauan
Prototyping dapat berupa tampilan antar muka secara umum dan
juga bisa dilengkapi dengan tampilan yang telah dilengkapi dengan contoh
perhitungan ataupun tampilan data.
Dalam dimensi ini, prototyping dengan kategori kompleks
dapat berupa sebuah contoh program “setengah jadi” yang benar-benar dapat
dieksekusi atau dijalankan, sehingga terbentuk sebuah simulasi yang seakan-akan
nyata bagi para pengguna.
4. Pematangan
Prototyping dapat melalui tahap-tahap tertentu hingga
mencapai sebuah tahap yang dianggap “matang” sebelum memulai sebuah proses
pembuatan.
- Revolusioner: mengganti yang lama.
- Evolusioner : terus melakukan perubahan pada perancangan
yang sebelumnya.
Tahapan-tahapan Prototyping
1. Pengumpulan
1. Pengumpulan
kebutuhan Pelanggan dan pengembang bersama-sama
mendefinisikan format seluruh perangkat
lunak, mengidentifikasikan semua kebutuhan, dan garis besar sistem yang akan
dibuat.
2.Membangun
lunak, mengidentifikasikan semua kebutuhan, dan garis besar sistem yang akan
dibuat.
2.Membangun
prototyping Membangun prototyping dengan membuat perancangan
sementara yang berfokus
pada penyajian kepada pelanggan (misalnya dengan membuat input dan format
output).
3.Evaluasi
pada penyajian kepada pelanggan (misalnya dengan membuat input dan format
output).
3.Evaluasi
protoptyping Evaluasi ini dilakukan oleh pelanggan apakah
prototyping yang sudah dibangun sudah
sesuai dengan keinginann pelanggan. Jika sudah sesuai maka langkah 4 akan diambil.
Jika tidak prototyping direvisi dengan mengulangu langkah 1, 2 , dan 3.
4.Mengkodekan sistem
sesuai dengan keinginann pelanggan. Jika sudah sesuai maka langkah 4 akan diambil.
Jika tidak prototyping direvisi dengan mengulangu langkah 1, 2 , dan 3.
4.Mengkodekan sistem
Dalam tahap ini prototyping yang sudah di sepakati
diterjemahkan ke dalam bahasa
pemrogramanyangsesuai.
5. Menguji sistem
Setelah sistem sudah menjadi suatu perangkat lunak yang siap pakai, harus dites
dahulu sebelum digunakan. Pengujian ini dilakukan dengan White Box, Black Box,
Basis Path, pengujian arsitektur dan lain-lain.
6. Evaluasi Sistem
Pelanggan mengevaluasi apakah sistem yang sudah jadi sudah sesuai dengan yang
diharapkan . Juka ya, langkah 7 dilakukan; jika tidak, ulangi langkah 4 dan 5.
7. Menggunakan sistem
Perangkat lunak yang telah diuji dan diterima pelanggan siap untuk digunakan.
Keunggulan dan Kelemahan Prototyping.
pemrogramanyangsesuai.
5. Menguji sistem
Setelah sistem sudah menjadi suatu perangkat lunak yang siap pakai, harus dites
dahulu sebelum digunakan. Pengujian ini dilakukan dengan White Box, Black Box,
Basis Path, pengujian arsitektur dan lain-lain.
6. Evaluasi Sistem
Pelanggan mengevaluasi apakah sistem yang sudah jadi sudah sesuai dengan yang
diharapkan . Juka ya, langkah 7 dilakukan; jika tidak, ulangi langkah 4 dan 5.
7. Menggunakan sistem
Perangkat lunak yang telah diuji dan diterima pelanggan siap untuk digunakan.
Keunggulan dan Kelemahan Prototyping.
3. Terminologi Prototyping
1. Prototyping Horisontal
Sangat luas, mengerjakan atau menunjukkan sebagian besar interface, tapi tidak mendalam.
2. Prototyping Vertikal
Lebih sedikit aspek atau fitur dari interface yang disimulasikan, tetapi dilaksanakan dengan rincian yang sangat baik.
3. Early Prototyping (prototipe cepat)
Beberapa keuntungan dari sistem prototipe cepat:
a) Pengurangan biaya proyek dan risiko.
b) Dapat digunakan pada industri yang berbeda.
c) Mudah kesalahan dalam desain sebelumnya dapat dideteksi dan kesalahan dapat diperbaiki.
d) Hanya lengkap kepuasan atas produk yang lengkap ini dirancang. Faktor-faktor seperti manufacturability, ketahanan dan fungsionalitas desain diperiksa sebelum mengirimnya untuk produksi.
e) Greater ditingkatkan kemampuan visualisasi langsung dari tahap pertama jika merancang. Ini membantu user dalam mengetahui bagaimana produk akhir akan terlihat seperti.
f) Semua kekurangan mendesain dapat dideteksi dengan mudah sebelum pembuatan produk dimulai.
g) Produsen, desainer dan user dapat membahas produk dan bekerja ke depan untuk mendapatkan produk yang terbaik. Ini membantu untuk memberikan pengguna produk keluaran yang lebih tinggi.
Melihat begitu banyak keuntungan yang cepat prototipe, Anda ingin tahu industri di mana sistem ini bekerja dengan baik. Cepat sistem prototipe digunakan dalam industri seperti merancang dan rekayasa, aerospace, otomotif, pertahanan, kesehatan, dan produk konsumen. Profesional telah menggunakan sistem prototipe cepat dengan bijaksana. Menggunakan keterampilan dan keahlian mereka, mereka telah mampu memenuhi kebutuhan masa depan pelanggan lebih berhasil.
Sangat luas, mengerjakan atau menunjukkan sebagian besar interface, tapi tidak mendalam.
2. Prototyping Vertikal
Lebih sedikit aspek atau fitur dari interface yang disimulasikan, tetapi dilaksanakan dengan rincian yang sangat baik.
3. Early Prototyping (prototipe cepat)
Beberapa keuntungan dari sistem prototipe cepat:
a) Pengurangan biaya proyek dan risiko.
b) Dapat digunakan pada industri yang berbeda.
c) Mudah kesalahan dalam desain sebelumnya dapat dideteksi dan kesalahan dapat diperbaiki.
d) Hanya lengkap kepuasan atas produk yang lengkap ini dirancang. Faktor-faktor seperti manufacturability, ketahanan dan fungsionalitas desain diperiksa sebelum mengirimnya untuk produksi.
e) Greater ditingkatkan kemampuan visualisasi langsung dari tahap pertama jika merancang. Ini membantu user dalam mengetahui bagaimana produk akhir akan terlihat seperti.
f) Semua kekurangan mendesain dapat dideteksi dengan mudah sebelum pembuatan produk dimulai.
g) Produsen, desainer dan user dapat membahas produk dan bekerja ke depan untuk mendapatkan produk yang terbaik. Ini membantu untuk memberikan pengguna produk keluaran yang lebih tinggi.
Melihat begitu banyak keuntungan yang cepat prototipe, Anda ingin tahu industri di mana sistem ini bekerja dengan baik. Cepat sistem prototipe digunakan dalam industri seperti merancang dan rekayasa, aerospace, otomotif, pertahanan, kesehatan, dan produk konsumen. Profesional telah menggunakan sistem prototipe cepat dengan bijaksana. Menggunakan keterampilan dan keahlian mereka, mereka telah mampu memenuhi kebutuhan masa depan pelanggan lebih berhasil.
METODE PROTOTYPING
Menurut Raymond McLeod, prototype didefinisikan sebagai alat
yang memberikan ide bagi pembuat maupun pemakai potensial tentang cara
system berfungsi dalam bentuk lengkapnya, dan proses untuk menghasilkan
sebuah prototype sisebut prototyping.
Prototyping adalah proses pembuatan model sederhana software
yang mengijinkan pengguna memiliki gambaran dasar tentang program serta
melakukan pengujian awal. Prototyping memberikan fasilitas bagi pengembang dan
pemakai untuk saling berinteraksi selama proses pembuatan, sehingga pengembang
dapat dengan mudah memodelkan perangkat lunak yang akan dibuat. Prototyping
merupakan salah satu metode pengembangan perangat lunak yang banyak digunakan.
Model tersebut dapat berupa tiga bentuk :
1. Prototipe kertas atau
model berbasis komputer yang menjelaskan bagaimana interaksi antara pemakai dan
komputer.
2. Prototipe yang
mengimplementasikan beberapa bagian fungsi dari perangkat lunak yang
sesungguhnya. Dengan cara ini pemakai akan lebih mendapatkan gambaran tentang
program yang akan dihasilkan, sehingga dapat menjabarkan lebih rinci
kebutuhannya.
3. Menggunakan perangkat
lunak yang sudah ada. Seringkali pembuat software memiliki beberapa program
yang sebagian dari program tersebut mirip dengan program yang akan dibuat.
Di dalam proses pengembangan, sering kali pemakai /
pelanggan hanya dapat mendefinisikan tujuan dan penggunan software yang
dibutuhkan, tetapi tidak dapat mendefinisikan secara rinci kebutuhan masukan,
pengolahan, dan keluarannya. Di sisi lain,
pembuat software tidak memiliki kepastian akan hal tersebut. Hal
ini menyebabkan pengembang kurang memperhatikan efisiensi algoritma, kemampuan
sistem operasi dan interface yang menghubungkan manusia dan komputer.
Untuk menyelaraskan antara pelanggan dan pengembang , maka harus dibutuhkan
kerjasama yanga baik di antara keduanya sehingga pengembang akan mengetahui
dengan benar apa yang diinginkan pelanggan dengan tidak mengesampingkan
segi-segi teknis. Dan pelanggan akan mengetahui proses-proses dalam menyelesaikan
sistem yang diinginkan. Dengan demikian akan menghasilkan sistem sesuai dengan
jadwal waktu penyelesaian yang telah ditentukan.
Kunci agar model prototype ini berhasil dengan baik adalah
dengan mendefinisikan aturan-aturan main pada saat awal, yaitu pelanggan dan
pengembang harus setuju bahwa prototype dibangun untuk mendefinisikan
kebutuhan.
Prototyping merupakan Javascript Framework yang
dibuat untuk lebih memudahkan proses dalam membangun aplikasi berbasis web.
Metode protyping sebagai suatu paradigma baru dalam pengembangan sistem
informasi, tidak hanya sekedar suatu evolusi dari metode pengembangan sistem
informasi yang sudah ada, tetapi sekaligus merupakan revolusi dalam
pengembangan sistem informasi manajemen.
Proses-proses tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pengumpulan
kebutuhan: developer dan klien bertemu dan menentukan tujuan umum,
kebutuhan yang diketahui dan gambaran bagian-bagian yang akan dibutuhkan
berikutnya;
2. Perancangan:
perancangan dilakukan cepat dan rancangan mewakili semua aspek software yang
diketahui, dan rancangan ini menjadi dasar pembuatan prototype;
3. Evaluasi Prototype:
klien mengevaluasi prototype yang dibuat dan digunakan untuk memperjelas
kebutuhan software.
Terdapat tiga pendekatan utama prototyping, yaitu:
1. THROW-AWAY
Prototype dibuat dan dites. Pengalaman yang diperoleh dari
pembuatan prototype digunakan untuk membuat produk akhir (final), kemudian
prototype tersebut dibuang (tak dipakai).
2. INCREMENTAL
Produk finalnya dibuat sebagai komponen-komponen yang
terpisah. Desain produk finalnya secara keseluruhan haya ada satu tetapi dibagi
dalam komonen-komponen lebih kecil yang terpisah (independent).
3. EVOLUTIONARY
Pada metode ini, prototipenya tidak dibuang tetapi digunakan
untuk iterasi desain berikutnya. Dalam hal ini, sistem atau produk yang
sebenarnya dipandang sebagai evolusi dari versi awal yang sangat terbatas
menuju produk final atau produk akhir.
Prototyping bekerja dengan baik pada penerapan-penerapan
yang berciri sebagai berikut:
1. Resiko tinggi yaitu
untuk masalah - masalah yang tidak terstruktur dengan baik, ada perubahan yang
besar dari waktu ke waktu, dan adanya persyaratan data yang tidak menentu.
2. Interaksi pemakai
penting. Sehingga sistem harus menyediakan dialog on-line antara pelanggan dan
komputer.
3. Waktu penyelesaian
yang cepat.
4. Perilaku pemakai yang
sulit ditebak.
5. Sistem yang inovatif
yaitu system yang membutuhkan cara penyelesaian masalah dan penggunaan
perangkat keras yang mutakhir.
Untuk memodelkan sebuah perangkat lunak, metode prototyping
memiliki tahapan-tahapan di dalam proses pengembangannya. Tahapan inilah yang
menentukan keberhasilan dari sebuah software.Pengembang perangkat lunak
harus memperhatikan tahapan dalam metode prototyping agar software
finalnya dapat diterima oleh pemakai. Dan tahapan-tahapan dalam
prototyping tersebut adalah sebagai berikut :
1. Pengumpulan kebutuhan
Pelanggan dan pengembang bersama-sama mendefinisikan format
seluruh perangkat lunak, mengidentifikasikan semua kebutuhan, dan garis besar
sistem yang akan dibuat.
2. Membangun prototyping
Membangun prototyping dengan membuat perancangan sementara
yang berfokus pada penyajian kepada pelanggan (misalnya dengan membuat input dan
format output).
3. Evaluasi protoptyping
Evaluasi ini dilakukan oleh pelanggan apakah prototyping
yang sudah dibangun sudah sesuai dengan keinginan pelanggan. Jika sudah sesuai
maka langkah keempat akan diambil. Jika tidak, maka prototyping direvisi dengan
mengulang langkah 1, 2 , dan 3.
4. Mengkodekan system
Dalam tahap ini prototyping yang sudah disepakati
diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman yang sesuai.
5. Menguji system
Setelah sistem sudah menjadi suatu perangkat lunak yang siap
pakai, harus dites dahulu sebelum digunakan. Pengujian ini dilakukan dengan
White Box, Black Box, Basis Path, pengujian arsitektur dan lain-lain.
6. Evaluasi Sistem
Pelanggan mengevaluasi apakah sistem yang sudah jadi sudah
sesuai dengan yang diharapkan . Jika sudah, maka langkah ketujuh dilakukan,
jika belum maka mengulangi langkah 4 dan 5.
7. Menggunakan system
Perangkat lunak yang telah diuji dan diterima pelanggan siap
untuk digunakan.
Berikut ini adalah jenis-jenis prototyping, yaitu :
1. Feasibility
prototyping
Digunakan untuk menguji kelayakan dari teknologi yang akan
digunakan untuk system informasi yang akan disusun.
2. Requirement
prototyping
Digunakan untuk mengetahui kebutuhan aktivitas bisnis user.
3. Desain prototyping
Digunakan untuk mendorong perancangan system informasi yang
akan digunakan.
4. Implementation
prototyping
Merupakan lanjutan dari rancangan, prototype ini langsung
disusun sebagai suatu system informasi yang akan digunakan.
Teknik-teknik prototyping meliputi:
1. Perancangan Model
Perancangan awal software oleh pengembang untuk dimodelkan
sebagai gambaran awal kepada user/pengguna.
2. Perancangan Dialog
Perancangan menu-menu pada software yang dibuat, dengan
maksud agar user/pengguna dapat dengan mudah menggunkaannya.
3. Simulasi
Proses percobaan software kepada calon user sebelum software
dinyatakan layak pakai.
Keunggulan dan Kelemahan Prototyping adalah sebagai berikut
:
A. Keunggulan prototyping :
1. Adanya komunikasi yang
baik antara pengembang dan pelanggan.
2. Pengembang dapat
bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan pelanggan.
3. Pelanggan berperan
aktif dalam pengembangan system.
4. Lebih menghemat waktu
dalam pengembangan system.
5. Penerapan menjadi
lebih mudah karena pemakai mengetahui apa yang diharapkannya
B. Kelemahan prototyping :
1. Pelanggan kadang tidak
melihat atau menyadari bahwa perangkat lunak yang ada belum mencantumkan
kualitas perangkat lunak secara keseluruhan dan juga belum memikirkan kemampuan
pemeliharaan untuk jangka waktu lama.
2. Pengembang biasanya ingin
cepat menyelesaikan proyek. Sehingga menggunakan algoritma dan bahasa
pemrograman yang sederhana untuk membuat prototyping lebih cepat selesai tanpa
memikirkan lebih lanjut bahwa program tersebut hanya merupakan cetak biru
sistem .
3. Hubungan pelanggan dengan komputer
yang disediakan mungkin tidak mencerminkan teknik perancangan yang baik.
0 comments:
Post a Comment