Buku atau bacaan adalah bahasa yang tersimpan
tanpa suara, diam dan menyimpan berbagai masalah, dari yang terpenting sampai
yang tidak terlalu penting, dari yang rahasia atau yang biasa biasa saja.
Seberapa lama dia tersimpan tak ada kata basi, bahkan dia tetaplah menjadi baru
selama dia masih belum terbaca, atau
dibuka oleh seseorang yang ingin mengetahui apa isi buku itu. Setelah
terbacapun , buku tetaplah menjadi baru bagi orang lain yang belum membacanya.
Bacaan yang tertulis terkadang tak begitu menarik bagi pembaca, atau bahkan
begitu menariknya bagi pembaca, ini tergantung dari kepandaian sipenulis dalam
merangkai kata dan cerita sehingga menjadi suatu sajian yang merangsang
sipembaca untuk terus dan terus membaca sampai buku itu selesai dibaca.
Setiap rangkaian kata yang ada di dalam
buku, semua adalah cerita yang sengaja disajikan penulis sebagai memori suara
yang ingin disimpan penulis, untuk dirinya sendiri atau untuk semua orang.
Cerita
ada bermacam ragamnya, ada cerita khayal, ada cerita nyata, ada cerita sebagai
hasil riset, ada cerita pengalaman atau petualangan dan yang lain-lainnya.
Karena itulah dengan membaca ada banyak
cerita yang bisa diketahui, apakah itu ilmu, nasehat, atau berita, yang membuka
wawasan berpikir menjadi lebih kritis, dan dinamis dalam menyikapi segala
masalah.
Dengan membaca berarti melatih
kecerdasan untuk berpikir dan terus berpikir karena membaca berarti mencoba
mencerna apa yang sedang dibaca. Kemudahan mencerna suatu bacaan, berarti
pandainya sipenulis merangkai kata, atau pandainya sipembaca mencerna isi dari
tulisan itu. Dengan sering membaca berarti melatih sel-sel otak untuk selalu
bergerak.
Seumpama seorang anak yang baru belajar
berdiri dan berjalan, sebetulnya otaknyalah yang sedang dilatih sianak itu. Jadi
membaca sebetulnya sedang melatih sel-sel otak untuk cepat tanggap dalam
menangkap apa maksud dari apa yang dibacanya.
Membaca perlu penghayatan dan
pemahaman, karena isi yang terkandung dalam bacaan akan menghanyutkan pembaca
dengan berbagai rasa atau bahkan bisa memacu adrinalin, gairah,emosi, imajinasi
ketingkat diatas normal. Ini berarti bacaan itu sudah masuk kedalam diri si
pembaca, inilah nikmatnya membaca. Membaca sia-sia adalah si pembaca tidak mengerti apa yang sudah
dibacanya, mungkin karena bahasanya atau susunan kalimatnya yang sukar dipahami
si pembaca.
Bacaan yang baik adalah bacaan yang
bisa mempengaruhi sipembaca, dimana setelah membaca buku itu, ada perubahan
dari sipembaca, baik itu tingkah laku, cara berbicara, sopansantunya dsb,
menjadi lebih baik dari sebelumnya. Begipun sebaliknya, bacaan yang buruk
adalah buku yang mempengaruhi si pembaca menjadi berprilaku buruk setelah
membaca buku itu. Jadi berhati-hatilah dalam memilih buku bacaan.
Minat membaca perlu selalu
ditingkatkan, karena dengan membaca sel-sel otak jadi terlatih terus untuk
terus berpikir dan berpikir, dalam hal apa yang sedang dibaca. Orang dewasa dan
anak-anak jelas berbeda cara berpikirnya, jadi dalam memilih buku bacaanpun
berbeda, jangan anak-anak diberi bacaan orang dewasa, pasti dia akan sulit
mecerna bacaan itu.
Memicu keinginan untuk membaca dan membaca tidaklah mudah, perlu cara atau
metode , agar minat membaca menjadi suatu kebutuhan layaknya seperti makan dan
minum, cara yang sederhana adalah bawalah selalu buku bacaan yang paling
disukai , mungkin buku cerita, majalah, atau yang lainnya. Apabila sedang
sendiri atau sedang ada waktu senggang gunakan untuk membaca. Jangan sia-siakan
waktu untuk melamun, itu hanya membuang-buang energi percuma. Hidup kita selalu
ada dalam kungkungan waktu yang terus berputar tak henti sampai nanti kita
sendiri yang diam tak bergerak.
Akhir dari pemikiran yang sederhana
ini, marilah kita bertekat untuk meningkatkan minat membaca dengan prinsip yang
sederhana yaitu tiada seharipun tanpa membaca.
0 comments:
Post a Comment